Beranda » My File » NABI IDRIS AS ADALAH SIDHARTA GAUTAMA ATAU BUDDHA GAUTAMA

NABI IDRIS AS ADALAH SIDHARTA GAUTAMA ATAU BUDDHA GAUTAMA

Image “Dan (KAMI telah mengutus) para Utusan, yang sebelumnya telah KAMI kisahkan kepada engkau, dan para Utusan yang tak KAMI kisahkan kepada engkau”. (Q.S. 4:164). Zaman kehidupan Sidharta Budha Gautama Budha berada pada kisaran abad ke-5 SM. Insan pada zaman itu hidup dalam kebodohan dan kejahilan luar biasa. Jadi sangat kecil kemungkinan bahwa ajaran dari Sang Budha adalah seratus persen buatan insan. Kemungkinan yang lebih besar dan mendekati Kebenaran adalah bahwa ajaran dari Sang Budha datang sebagai wahyu dari ALLAH kepada Budha untuk diwartakan kepada kaumNya.Diutusnya Sang Budha bukannya tanpa suatu alasan yang jelas.Semata hanyalah untuk memberikan atau menegakkan Hujjah Kebenaran kepada insan. “Para Utusan (Nabi & Rasul), mereka mengemban kabar baik dan memberi peringatan, agar insan tak mempunyai alasan untuk menentang ALLAH setelah (datangnya) para Utusan. ” (Q.S. 4:165). Idris atau Nabi Idris a.s. (Arab: إدريس ) adalah salah seorang rasul . Berdasarkan pendapat sebagian besar orang Idris dikenal dengan nama Henokh,namun hal ini tidak memiliki argumentasi yang cukup menjadikan pendapat ini menjadi benar begitu saja.Terdapat empat ayat yang berhubungan dengan Idris dalam Al-Qur’an, dimana ayat-ayat tersebut saling terhubung didalam Surah Maryam (Maryam) dan Surah Al-Anbiya’ (Nabi-nabi).“ Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan KAMI telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (Qur’an 19:56-57) ” “ Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. KAMI telah memasukkan mereka kedalam rahmat KAMI. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh.” (Qur’an 21:85-86) Image Dalam sebuah hadits, Idris disebutkan sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan Muhammad dalam salah satu surga selama Mi’raj. Diriwayatkan dari Abbas bin Malik: … Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, disana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku). ‘Ini adalah Idris; berilah dia salammu.’ Maka aku mengucapkan salam kepadanya dan ia mengucapkan salam kepadaku dan berkata. ‘Selamat datang, O saudaraku yang alim dan nabi yang saleh.; … Sahih Bukhari 5:58:227 Seorang bhikkhu harus memakai jubah yang dibuat sesuai dengan ketentuan, ini adalah peraturan kebhikkhuan yang harus ditaati oleh semua bhikkhu.Hal ini menjadi dasar bahwa Sidharta telah merancang sendiri busana kebhikuan yang akan digunakanNya nanti di pertapaanNya. Kisah Anuruddha Thera DHAMMAPADA VII, 4 menjelaskan bahwa menjahit memang merupakan salah satu keahlian para bhiku. Anuruddha Thera mencari beberapa kain bekas di dalam timbunan sampah untuk dibuat jubah, sebab jubah lamanya telah kotor dan koyak. Jalini, istrinya pada kehidupan yang lampau, dan sekarang berada di alam dewa melihatnya. Mengetahui bahwa sang thera seang mencari beberapa kain bekas, ia mengambil tiga lembar kain dari alam dewa dan menaruhnya ke dalam timbunan sampah, serta membuatnya terlihat. Anuruddha Thera menemukan kain tersebut dan membawanya ke vihara. Ketika beliau sedang membuat jubah, Sang Buddha datang beserta murid-murid utama dan beberapa murid senior Beliau. Mereka menolong menjahit jubah. Image Dalam Mustadrak al Hakim Idris dipercayai sebagai seorang penjahit berdasarkan hadits sebagai berikut: Ibnu Abbas berkata, “Daud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala.” (dari al-Hakim) Menurut buku berjudul The Prophet of God Enoch: NabiyuLLAH Idris, Idris adalah sebutan atau nama Arab bagi Enoch, nenek moyang Nabi Nuh a.s. Beliau dinyatakan di dalam Al-Quran sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat beliau sedang berada di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat. Beliau hidup sampai usia 82 tahun. Sedangkan Buddha Gautama berkelana menyebarkan Dharma selama empat puluh lima tahun lamanya kepada umat insan dengan penuh cinta kasih dan kasih sayang, hingga akhirnya mencapai usia sekitar 80 tahun, saat ia menyadari bahwa tiga bulan lagi ia akan mencapai Parinibbana.Sang Buddha dalam keadaan sakit terbaring di antara dua pohon sala di Kusinagara, memberikan khotbah Dharma terakhir kepada siswa-siswa-Nya, lalu Parinibbana. Image Dalam berbagai cerita Nabi Idris a.s dianugerahi kepandaian dalam berbagai disiplin ilmu, kemahiran, serta kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia, seperti pengenalan tulisan, matematika, astronomi, dan lain sebagainya. Menurut suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan melupakan Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan bentuk kemarau yang berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah untuk mengakhiri hukuman tersebut. Allah mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya hujan. Bila Sidharta Budha Gautama adalah Nabi Idris maka sangat tepatlah bila seorang Pangeran memiliki beberapa ketrampilan sekaligus. Cerita tentang kelahiranNya sekilas sebagai berikut,saat Ratu Maha Maya berdiri memegang dahan pohon sal. Pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara, dan tempat yang dipijakinya ditumbuhi bunga teratai. Sejak kecil sudah terlihat bahwa Sang Pangeran adalah seorang anak yang cerdas dan sangat pandai, selalu dilayani oleh pelayan-pelayan dan dayang-dayang yang masih muda dan cantik rupawan di istana yang megah dan indah. Pada saat berusia 7 tahun, Pangeran Siddharta mempunyai 3 kolam bunga teratai, yaitu: * Kolam Bunga Teratai Berwarna Biru (Uppala) * Kolam Bunga Teratai Berwarna Merah (Paduma) * Kolam Bunga Teratai Berwarna Putih (Pundarika) Kata as sidr = sidrah=sidhar=idris merujuk kepada arti atau makna bunga teratai. Ini merupakan hal yang patut dipertimbangkan lebih lanjut. Ditambah lagi dengan Sang Budha yang menemui kesempurnaan menuju parinirwana. Sama persis dengan apa yang dialami oleh nabi Idris a.s yakni mencapai jannanya ALLAH tanpa melalui kematian terlebih dahulu. Selama 10 tahun lamanya Pangeran Siddharta hidup dalam kesenangan duniawi. Pergolakan batin Pangeran Siddharta berjalan terus sampai berusia 29 tahun, tepat pada saat putra tunggalnya Rahula lahir. Pada suatu malam, Pangeran Siddharta memutuskan untuk meninggalkan istananya dan dengan ditemani oleh kusirnya, Canna. Tekadnya telah bulat untuk melakukan Pelepasan Agung dengan menjalani hidup sebagai pertapa, jadi pas padea umur 40 tahun Beliau diangkat menjadi Nabi sebagaimana Nabi – Nabi sebagian besar diangkat ALLAH pada usia tersebut. Terdapat beberapa alasan mengapa Sang Budha pantas ‘dicurigai’ sebagai NabiyuLLAH Idris a.s. 1. Sangat sedikit sekali kisah-kisah Budha yang sanad-nya dapat dipertanggungjawabkan. Semua sanad tentang Budha tak ada yang sampai langsung kepada Budha. Jadi pendakwaan bahwa mengaku sebagai dewa atau yang wajib disembah sangat diragukan. Beberapa ahli seperti Vedhayarti, E.W. Wallis Budge, dan Joseph Edkins, pernah membahas masalah ini secara khusus dalam buku-buku mereka. 2. Budha berdakwah di tengah suatu kaum yang jahil, seperti halnya Muhammad SAW berdakwah di tengah kaum Quraisy. Masyarakat Asia Selatan di masa Budha hidup adalah penyembah banyak ilah (dewa) yang salah dalam memaknai varna lalu kemudian mereka membagi masyarakat ke dalam kelas-kelas berdasarkan keturunan (kasta) sesuatu yang menyelisihi faham varna yang sebenmarnya. Ajaran Budha meluruskan semua itu. Inti ajaran yang berpusat kepada cinta, dharma, dan bakti merupakan sebuah perbaikan fisik dan psikis bagi masyarakat Asia Selatan yang sakit ketika itu. 3. Budha ‘mengalami pencerahan’ (Maitreya) saat menyepi di bawah pohon Kalpataru, sama halnya dengan Muhammad SAW. yang memperoleh ‘pencerahan’ saat menyepi di sebuah gua di Bukit Hira. Asumsi yang paling memungkinkan adalah Malaikat Jibril as. telah mendatangi Budha di lembah Bodhisatva untuk memberikan wahyu tentang hakekat kehidupan yang sesungguhnya. 4. Budha adalah seorang pangeran yang meninggalkan segala kemewahan istana untuk mengenakan pakaian kasar dan berkelana demi mencari hakekat kehidupan yang sesungguhnya. Bandingkan ini dengan Muhammad yang rela kehilangan posisi kebangsawanan Quraisy demi menyiarkan dakwah Islam. Sejarah mengisahkan bahwa para Nabi biasa diuji dengan terusir dari tengah-tengah keluarga atau kaumnya. Nabi Yusuf as terusir ke Mesir. Nabi Musa as terusir dari Mesir. Nabi Ayyub as terusir dari tengah-tengah keluarganya setelah menderita penyakit kulit. Nabi Daud as diusir oleh anaknya hingga mengungsi ke bukit Zion. Nabi Ibrahim as. pun terusir dari Babilonia. 5. Ada Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. bahwa ada seorang nabi yang dilahirkan sebagai anak raja. Allah mewahyukan kepadanya: “Aku akan mematikan engkau segera, karena itu serahkanlah kerajaan itu kepada orang lain sebagai pewarismu, dia harus menyembah ALLAH pada waktu malam dan menjalani puasa sepanjang hari. Dia tidak boleh marah selagi mengadili orang”. Saya menganggap ini benar-benar sama dengan jalan hidup Budha. Bisa jadi Idris a.s yang banyak disebut dalam Al Quran adalah Sidharta Gautama. Tambahan, Al Quran terbiasa menyebut nama para nabi tidak dengan nama aslinya. Misalnya Isa as. Secara linguistik, tidak mungkin bernama ‘Isa’ karena ‘Isa’ adalah nama Arab. Isa as. menceramahi kaumnya dengan bahasa Aramaik, sehingga kemungkinan nama aslinya adalah ‘Essho’ atau Esau (bahasa Ibrani). “Dan Ismail dan Idris dan Dhul-Kifli; semua itu orang yang sabar” (Q.S. 21:85). 6. ALLAAH menyebut seorang nabi bernama Idris yang jelas bukan dari ras Israil atau Arab. Kisah Dzulkifli sebagaimana diberikan oleh Ibnu Abbas tidak ada padanannya dalam tradisi-tradisi Yahudi dan Kristiani dan kitab-kitab suci mereka. 7. Budha membawa kabar nubuat kedatangan Muhammad SAW. seperti halnya para Nabi lain sebelum Muhammad. Budha memang jelas tidak menyebut nama ’Muhammad’, seperti halnya Isa as. menyebut Muhammad dengan ‘Paraclete’ dan Musa as. menyebut Muhammad sebagai ‘seorang ksatria dari Pegunungan Sela Paran (Mekkah)’. ia menyebut Muhammad dengan nama ‘Maitreya’. Maitreya berarti cahaya. Seperti kita ketahui, Muhammad SAW dilambangkan sebagai cahaya semesta. Jadi Muhammad SAW adalah Maitreya yang dinantikan dalam ajaran Budha. “Maitreya akan menjadi cahaya yang terakhir dan sempurna” (“Saddharam Pundrik” bab 94). “Maitreya akan menjadi nabi yang menghapus beberapa syariat dan doktrin dari agama kuno mengingat keadaan sekitarnya” (“Sacred Books of the East”, jilid 49). “Ibunda Maitreya kelak seorang bangsawan dan rupawan. Dia adalah puteranya yang pertama” (Maha Vastu I:197, Lalit Vistar 25:5, 23:10). Buddha itu sendiri bukan agama yang berasal dari Sidharta Gautama. Sebelumnya terdapat jutaan Buddha, dan dimasa depan juga akan muncul jutaan Buddha. (Buddha Sakyamuni/Gautama, Buddha Maitreya, Buddha Amida, Buddha Taho dll). Buddha itu artinya orang yang telah mencapai penerangan/kesadaran dan telah mencapai Nibbana, artinya orang telah bebas dari tua, sakit, lahir dan mati. Jadi Buddha bukan ALLAH, dan juga bukan insan. Buddha itu kondisi. Enlightened (Penerangan Sempurna) Konsep ajaran / Dhamma / Dharma itu bukan buatan Sidharta Gautama/Buddha tapi memang itu merupakan Hukum Universal. Sebelum Buddha lahir, Dhamma itu sudah ada, cuma mungkin perbedaan istilah saja. Seperti hukum sebab akibat saat ini. Faham Maha-Karmavibhangga yang melukiskan tentang hukum sebab-akibat. Kamadhatu adalah sama dengan ‘alam-bawah’ tempat insan biasa, melambangkan kehidupan yang masih diliputi oleh hawa nafsu angkara murka yang menguasai diri manusia, dalam arti belum memperoleh petunjuk keheningan. Dalam Dasabhumi pada tingkatan Pramudita, Vimala, Prabhakari. Tingkat Rupadhatu : Di Candi Borobudur pada tingkat bangunan mulai dari tingkat 2 sampai dengan tingkat 6. Tingkat ini merupakan tingkat antara dari alam insan ke alam Buddha. Di candi Borobudur, pada tingkat ini berisi relief-relief yang menggambarkan cerita-cerita dari naskah Sansekerta : Gandavyuha, Lalita-Vistara, Jatakamala, dan Awadana. Rupadhatu melambangkan tingkat di mana insan mulai sadar diri, dan berusaha mengendalikan hawa nafsu durjana untuk menumpas kedurhakaan, dalam Dasabhumi pada tingkatan Arcismati, Sudurjaya, Abhimukhi, Durangama. Tingkat Arupadhatu : merupakan alam non-materi murni, melambangkan insan yang telah sampai pada makna hakiki itu, dan telah mawas diri menguasai alam Spiritual, dalam Dasabhumi pada tingkat Acala, Sadhumati, dan Dharmamegha. Di Candi Borobudur mulai dari tingkat 7, kita akan merasakan suatu suasana yang tenang dan tenteram, seakan-akan kita berada di alam samadi. Bodhisattva berada di tingkat Acala.Dari gambaran ini sangat menyerupai faham keperingkatan Islam,Iman & Ihsan.Disinilah terdapat kemampuan melihar Jannnah dan Naar sebagaimana Nabi Idris pula melihat keduanya Bila senar kecapi ini dikencangkan, suaranya akan semakin tinggi. Kalau terlalu dikencangkan, putuslah senar kecapi ini, dan lenyaplah suara kecapi itu. Bila senar kecapi ini dikendorkan, suaranya akan semakin merendah. Kalau terlalu dikendorkan, maka lenyaplah suara kecapi itu.Bait ini sangat menegaskan perintah untuk berperilaku sebagai umatan wasathan,yakni berada pada titik tengah dalam kehidupan ini. Dan demikian (pula) KAMI telah menjadikan kamu umat yang adil dan pilihan (pertengahan) (Q.S. Al-Baqarah: 143) Ajaran Budha sangat senada dengan Dinul Islam,demikian akan dijelaskan mengenai persamaan antara keduanya. Laghu-Kalachakra-tantra-raja II.164cd menulis: “Diciptakan oleh PENCIPTA adalah semua yang muncul, bergerak dan tidak bergerak. Dengan menyenangkannya (RAHMAN), sebagai sebab pembebasan bagi para Tayi, maka diperolehlah surga. Ini adalah ajaran untuk Insan.” RAHMAN (الرحمن) adalah salah satu sebutan bagi ALLAH dalam agama Islam. Yang berarti “DIA YANG MAHA WELAS ASIH”. Pundarika, Raja Kalki kedua, dalam karyanya Vimalaprabha-nama-laghu-Kalachakra-tantra-raja-tika juga berkata: “Sekarang, membahas mengenai pernyataan dari mleccha Tayi, Rahman sang PENCIPTA memunculkan segala fenomena yang bekerja, baik yang bergerak maupun tidak bergerak. Sebab dari pembebasan bagi bangsa Tayi, yang dinamakan mleccha berjubah putih, adalah menyenangkan RAHMAN dan tentu saja hal ini membawa insan untuk terlahir di alam kelahiran yang lebih tinggi (Jannah). [Jika] tidak menyenangkannya, maka datanglah (kelahiran kembali di) neraka. Inilah ajaran-ajaran RAHMAN, [berdasarkan] pernyataan dari para Tayi.” Tayi dinyatakan berjubah putih, berdasarkan umat Muslim yang naik haji ke Mekah memakai jubah putih. Menyenangkan RAHMAN berarti menaati hukum Syariah. Filosofi “bergerak maupun tidak bergerak” adalah interpretasi alam semesta oleh al-Sijistani. Pundarika dalam Shriparamartha-seva, menjelaskan: “Menurut yang lain, penyebab dari kelahiran di alam yang lebih tinggi (surga) adalah dengan memotong kulit penis milik seseorang itu sendiri dan makan pada akhir hari dan awal dari malam. Inilah yang bangsa Tayi pasti lakukan. Mereka tidak menikmati daging ternak yang meninggal (kematian alami) oleh karena karma mereka. Mereka lebih [memilih] untuk makan daging ternak yang telah disembelih. Selain [dengan cara] itu, maka tidak ada jalan untuk mencapai alam kelahiran yang lebih tinggi (Jannagh) bagi insan.” Memotong kulit penis adalah sunat dan makan pada akhir hari dan awal malam adalah puasa Ramadhan. Memakan daging yang telah disembelih mengingatkan kita pada kurban pada hari Idul Adha. Pundarika juga berkata pada para Hindu, “Kalian akan menganggap bahwa ajaran Tayi adalah ajaran yang valid, karena perkataan dalam kitab-kitab Vedamu, ‘Jadikanlah ternak untuk pengorbanan.’” Agama Buddha melarang adanya pengorbanan binatang / ternak, karena termasuk dalam pembunuhan makhluk hidup. Dalam Vimalaprabha . Pundarika berkata: “Dengan parang, mereka menggorok leher ternak dengan mantra dari Tuhan mleccha, Bishimilla, dan kemudian memakan daging ternak yang telah disembelih dengan mantra Tuhan mereka. Mereka tidak makan daging ternak yang telah meninggal (secara alami) menurut karma mereka.” Basmalah (BismiLLAH) berarti “dalam nama ALLAH”. Lebih lanjut Shri-Kalachakra-tantrottaratantra-hrdaya menyatakan: “Dengan mengikuti ajaran-ajaran di mana kaum perempuan memakai jilbab… pasukan berkuda Tayi dalam jumlah yang besar menghancurkan patung-patung dewa yang mereka temukan selama berperang, tanpa pengecualian. Mereka memiliki satu kasta, tidak mencuri dan berkata dengan benar [jujur]. Mereka menjaga kebersihan, menolak istri orang lain dan mengikuti praktek pertapaan tertentu, dan tetap setia pada istri-istri mereka sendiri. Pertama, setelah membersihkan diri mereka sendiri dan pada waktu yang diinginkan oleh masing-masing orang selama malam petang dan selama siang hari, senja, tengah hari dan ketika matahari terbit di atas pegunungan, para non-Buddhis (tirthika) Tayi melakukan penghormatan sebanyak 5 kali (setiap hari), bersujud di atas tanah menghadap ke tanah suci mereka dan mengambil satu perlindungan di dalam ‘Tuhan dengan ciri Tamas’ di alam surga di atas bumi.” Teks Kalachakra juga menjelaskan dengan jelas keyakinan umat Muslim: 1. Penghormatan 5 kali adalah sembahyang 5 kali dalam agama Islam 2. Tidak membuat patung-patung karena dianggap berhala 3. Menghormati kesamaan derajat manusia dalam Islam 4. Menjaga etika yang ketat 5. Satu perlindungan di dalam ‘Tuhan dengan ciri Tamas’ adalah syahadat bahwa ALLAH adalah satu-satunya ILAH ‘Tuhan dengan ciri Tamas’ (ALLAH) berada di alam (devaloka) di atas bumi. Perkataan ini jelas menandakan bahwa dalam pandangan Buddhis, ALLAH dalam agama MAHADEWA yang berada di alam MAHA TINGGI Kepercayaan setelah kematian bagi umat Muslim secara jelas dibabarkan dalam Laghu-Kalachakra-tantra-raja II.174 : “Melalui kehidupan abadi setelah kematian, seseorang mengalami keadaan sesuai dengan buah tindakan karmanya sebelumnya di dunia. Bila memang demikian, maka akumulasi karma manusia dari satu kelahiran ke kelahiran lainnya tidak akan terjadi. Tidak akan ada jalan keluar dari samsara dan tidak ada jalan menuju pembebasan meskipun dalam jangka waktu keberadaan yang tak terbatas. Pikiran tersebut, sesungguhnya, muncul di antara para Tayi, meskipun ditolak oleh beberapa kelompok.” Pundarika dalam Vimalaprabha menerangkan kalimat di atas: “Pernyataan dari Tayi mleccha adalah bahwa manusia yang meninggal mengalami kebahagiaan atau penderitaan di alam surgawi atau neraka dengan tubuh manusia mereka, melalui keputusan RAHMAN.” Kalimat di atas menerangkan tentang keyakinan Islam akan Hari Penghakiman. Berdasarkan tindakan mereka pada saat hidup. Mereka dilahirkan di surga untuk mendapatkan kebahagiaan abadi atau di neraka untuk mendapatkan penderitaan abadi. Mereka dilahirkan di kedua alam tersebut dengan masih mempunyai tubuh manusia, yang akan dibangkitkan pada Hari Penghakiman, demikian ajaran mleccha Tayi. Pada abad ke-19 M, komentator dari Tibet bernama Mipam dalam karya tulisnya (dPal dus-kyi ‘khor-lo’i rgyud-kyi tshig don rab-tu gsal-byed rdo-rje nyi-ma’i snang-ba Ye-shes le’u’i ‘grel-chen) menjelaskan: “Para mleccha memiliki dua poin ajaran yang mereka pegang. Mereka memegang bahwa fenomena eksternal memiliki sifat atom-atom yang mengumpul dan mereka memegang ajaran tentang keberadaan dari diri seseorang yang secara sementara terlahir dan memiliki sebuah aspek yang mengambil kelahiran di samsara. Tujuan mereka adalah untuk mencapai buah kebahagiaan para deva. Selain ini, mereka tidak menyatakan tipe lain dari nirvana.” ‘Mereka memegang ajaran tentang keberadaan dari diri seseorang’ memiliki arti bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang memegang konsep adanya Atta (Atman) atau Diri. Dan tujuan mereka adalah mencapai alam devaloka . Mipam melanjutkan, “Mengetahui watak dan pikiran mereka (Tayi), Sang Buddha mengajarkan sutra-sutra yang mereka (Tayi) dapat terima. Sebagai contoh, di dalam Sutra Membawa Tanggung Jawab (Khur ‘khu-ba’i mdo), ada Sang Buddha berkata bahwa manusia membawa tanggung jawab (atas tindakan mereka), tetapi tanpa membicarakan apakah jiwa seseorang permanen atau tidak permanen. Poin-poin ini benar di hadapan pernyataan Tayi. Maksud dari Sang Buddha adalah bahwa manusia memang eksis sebagai diri yang berkelanjutan membawa responsibilitas karma, tetapi hanya sebatas pada rangkaian [kesadaran], yang pada sifat sejatinya, bukanlah permanen maupun tidak permanen.” Ajaran agama Buddha tidak meyakini suatu Atta (Atman) oleh karena itu yang berlanjut dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya hanyalah kesadaran, bukan jiwa. Kesadaran ini selalu berubah-ubah, oleh karena itu disebut tidak permanen (tidak kekal). Namun kesadaran juga bukan tidak permanen, dalam artian ketika kesadaran tersebut mencapai Nirvana atau Dharmakaya kekal, yang permanen. Sedangkan menurut Al-Sijistani, semua jiwa individu Insan itu sama dan merupakan bagian dari “jiwa” universal. Ketika jiwa individual meninggalkan tubuh insan, maka eksistensi tubuh yang sementara akan berakhir. Jiwa individu tersebut akan bergabung melebur dalam jiwa universal dan tidak lagi terlahir dalam wujud tubuh sampai akhirnya Hari Penghakiman tiba. Namun jiwa-jiwa tersebut tetap mempertahankan identitasnya. Pada saat kebangkitan dan penghakiman, jiwa individu akan mencapai Surga Abadi atau Neraka Kekal. Shambala –yin oron-u teuke orosiba, sebuah karya Mongolia yang muncul pada tahun 1828 M, meniru buku panduan Shambala-lai lam yig yang ditulis Lobsang Palden Yeshe (1738-1780 M), menulis: “Sejak waktu Muhammad sampai sekarang, pandangan salah umat Muslim perlahan-lahan menyebar. Dari penghuni Jambudvipa ini, mayoritas sekarang adalah Muslim.” “Menurut para Muslim, mereka berkata bahwa engkau tidak dapat memakan daging binatang yang mati secara alami. Untuk membunuh binatang menurut pandangan salah mereka, seseorang dapat diselamatkan apabila, ketika memotong leher binatang dengan menggunakan pisau, engkau melafalkan dharani dari ALLAH, BismiLLAH.” “Terhadap para penganut agama lainnya di dunia, kalau kita mempunyai kemampuan dan kondisi seharusnya juga membantu mereka, membantu mereka untuk naik ke surga, membantu mereka untuk naik ke surga juga merupakan kebajikan, kita tidak perlu mempermasalahkan mereka naik ke Surga ke berapa. Kita juga membaca dalam Sutra, bahwa di berbagai Surga itu juga terdapat banyak Buddha/Bodhisattva yang ber Dharmadesana memutar roda Dharma, jadi jangan berpikir picik bahwa hanya dialam manusia ada Buddha Dharma, di 28 Langit/Surga juga terdapat Buddha Dharma.” (Ven. Chin Kung, Dharma Center Ci She Lim. Singapore) Ven. Sheng Yen, Patriark Chan, menghubungkan ALLAH Islam dengan Raja Dewa Surga Tavatimsa yaitu Sakra Devanam Indra: “Dari perspektif kosmologi Buddhis, Tuhan di agama Tao dan Islam ekuivalen dengan Raja Dewa Surga Trayastrimsa (Tavatimsa), Surga 33 Dewa.” Berikut adalah tulisan dari Ven. Chin Kung, Patriark dari sekte Sukhavati tentang ALLAH dalam agama Islam: “Mereka (para tokoh pemuka dari Agama Islam) kembali bertanya : Apa hubungan antara Buddha/Bodhisattva kalian dengan ALLAH ? Apakah kalian orang Buddha menghormati ALLAH ? Chin Kung menjawab : “Kami menghormati ALLAH”, lalu menunjukan sebuah perumpamaan : di dunia terdapat agama-agama, dimana mereka cuma mengakui satu-satunya ALLAH (Chen Shen), juga terdapat agama-agama menghormati banyak God (Shen/Diterjemahkan sebagai Dewa), apakah dengan demikian terdapat konflik ? Tidak ada konflik. Buddha mengajarkan, semua Kelompok Dewa(atau lebih tepat Malaikat) itu ibarat Pimpinan setiap lapis masyarakat, dimana satu-satunya ALLAH disuatu letak daerah atau negara, tidak lain adalah Presiden dari Negara itu. Konsept Tuhan yang majemuk disamping Presiden, juga terdapat menteri, gubernur, bupati dan seterusnya. Buddha/Bodhisattva adalah pekerja sosial Pendidikan masyarakat yang bekerja pada masyarakat multikultural, Buddha/Bodhisattva bukan Pimpinan masyarakat, bukan Presiden, bukan menteri atau bupati, dengan demikian mereka bukan Dewa. Tetapi kami orang Buddhist sangat menghormati SANG MAHA TUNGGAL dan Para Dewa, kami bekerja mengabdi padaNYA, disamping itu kami menerima bimbingan Buddha. Dengan demikian para Buddha/Bodhisattva adalah Pekerja Pendidikan masyarakat, hanya melalui Pendidikan maka masyarakat akan menjadi damai dan makmur, membantu para Dewa , membantu pimpinan lapisan masyarakat adalah pekerjaan mulia dan bernilai tinggi. Hanya insan yang penuh welas asih dan bijak baru bersedia bekerja secara demikian.

54 thoughts on “NABI IDRIS AS ADALAH SIDHARTA GAUTAMA ATAU BUDDHA GAUTAMA

    • terimakasih atas kunjungannya, saudara bisa membaca artkelnya dari awal, disana sudah dijelaskan, kalau untuk lebih jelasnya akan dibuat dalam post selanjutnya.

  1. apakah dalam riwayat Nabiullah idris as punya pengikut yang banyak?
    sedangkan agama budha bukan ahlul kitab…..
    mengaitkan tokoh suci dgn kenabian boleh2 saja asal jelas niatnya kemana????

    • terimakasih atas kunjungannya, disini saya tidak asal mengaitkan saja, tetapi saya telah lebih dulu mempelajari ajaran2 buddhisme dan saya juga seorang muslim, ajaran2 buddhisme mengandung banyak sekali kemiripan dengan ajaran islam (dapat dibaca pada artikel2 saya sebelumnya), sama halnya seperti ajaran nasrani dan yahudi, namun perbedaannya disini yaitu ajaran buddhisme tidak berasal dari timur melainkan dari asia, maka dari itu tidak tergolong dalam ajaran samawi.

  2. COCOKOLOGI. Anda sudah tulis panjang-panjang, tapi isinya KOSONG.
    Sejak kapan Buddha mendapat wahyu dari Allah? Katanya anda sudah mempelajari agama Buddha sebelum menulis ini? Tolong tunjukkan pada kami, di mana sumber yang menyebutkan Buddha mendapat wahyu dari Allah!

    Sejak kapan pula Nabi Idris memakai kata “SAW”? Jangan bodoh ah. Kalo cuma cari sensasi dengan cara cocokologi sih mudah saja.

    Anda arkeolog bukan sih? Kayaknya penelusuran dan penelitian anda rendah sekali. Maaf.

    • Pemahaman anda masih sangat jauh, ketahuilah wahai saudara jika anda mengetahui ajaran buddhisme pasti anda akan paham, tetapi komentar anda menunjukkan pemahaman yang dangkal, sebaiknya anda lebih banyak belajar, jika gelar sang nabi salah, itu hanya kesilapan saya, karena sewaktu saya menulis artikel ini, saya sedang dalam perjalanan, namun jika memang anda terus menyangkal itu hak anda, saya tidak berkewajiban untuk membuat anda percaya, karena anda bukan siapa2 saya.

      • bikin artikel yg cerdas sedikit .. budha dsamain sama idris .. dlm ajaran budha aja gk da ngebahas allah .. dr mana budha dpt wahyu dr allah .. kirim email kali ya ..

      • Itulah tandanya bahwa anda itu bodoh. Belajar dulu sana baru komen. Jgn baca judul aja baru komen, kebiasaan org bodoh itu malas.

  3. Sewaktu saya berusia 16 tahun, (1978) saya pernah membaca sebuah buku yg bertajuk:Agama2 Dunia: karangan seorang ilmuan agama dari Indonesia. Dalam buku tersebut beliau juga menyatakan bahawa Sidharta Gautama adalah salah seorang rasul Allah, berdasarkan ajaran2 yg dibawa Sidharta, banyak persamaan dengan ajaran Islam. Pada saya, tiada keraguan bahawa Sidharta Gautama adalah salah seorang, rasul Allah, cuma ajaran nya sahaja sudah di selewengkan sebagaimana ajaran agama2 samawi yg lain sebelum kedatangan agama Islam.

  4. Hanya satu hal yang ganjil buat saya, mas penulis: soal waktu. Maksud saya begini, Islam kan mengenal setidaknya 25 nabi. Berdasarkan urutannya, antara Nabi Idris hingga Nabi Isa ada 21 nabi (coba dihitung sendiri, barangkali saya salah). Nah, mari kita cocokkan waktunya. Taruhlah Siddharta Gautama yang sampeyan bilang Nabi Idris itu hidup sekitar abad ke-5 SM dan Nabi Isa hidup pada abad ke-1 M, berarti kan ada sekitar 600 tahun di antara mereka. Pertanyaan saya: apakah mungkin dalam kurun waktu yang singkat itu Allah SWT menurunkan 21 nabi? Kalau iya, berarti setiap 28 tahun sekali Allah mengutus seorang nabi. Padahal sampeyan tahu nabi-nabi berusia lebih dari itu ketika menerima status kenabiannya. Bahkan kalau selisihnya 50 tahun sekali pun, argumen itu masih terasa ganjil. Perbudakan Fir’aun atas Bani Israel itu sebelum datangnya Nabi Musa apakah hanya berjalan selama beberapa tahun saja? Kan tidak mungkin…. Ini hanya logika dasar, lho. Silakan dijawab.

    • Terimakasih atas kunjungannya, perlu diketahui sebelumnya bahwa buddha itu dlm sebutan agama samawi adalah nabi, jd kata buddha disini bisa merujuk pada beberapa org, spt nabi idris a.s dan nabi zulkifli a.s (anda dapat melihat pd artikel2 yg sudah saya jelaskan disana).
      Jk anda berpendapat atau hanya berpatokan pd 25 nabi, berarti anda masih belum sepenuhnya memahaminya, krn perlu anda ketahui bahwa ada begitu banyak nabi yg ada di dunia ini dan mereka itu bukan hanya berasal dari timur saja, tetapi berasal dari seluruh penjuru dunia, anda dapat membacanya dalam Al-Quran, disana sudah sangat jelas disebutkan nama bbrp nabi yg memang secara umum para nabi tadi tidak dimasukkan dalam 25 nabi, krn kan tdk mungkin nanti dibuat jd jutaan nabi.
      Mengapa sy mengambil nabi idris dan nabi zulkifli, krn kehidupan kedua baginda ini sama seperti yg diberitakan dalam Al-Quran, selain itu juga ajaran2 buddhisme juga memiliki kesamaan dgn ajaran2 islam (anda dapat membaca ajaran2 buddhisme, bukan hanya membaca sampul nya saja ya).

  5. Kurang tepat judul ny
    Secara di dlm ulasan hanyalah asumsi dikarenakan kisah Nabi Idris AS serupa dgn kisah Buddha Gautama dn tdk ad data jelas ny pula.
    Buddha Gautama mnjelaskn nama nama Buddha sebelum dn yg mendatang, benar tetapi tdk d lengkapi dgn pnjelasan kalau hanya ad 1 Buddha d setiap 1 x umur semesta(lhirny Makluk2 sampai kiamat), jd Nabi Muhammad SAW buknlah Buddha Maitea.
    Overall
    Cerita Asumsi yg menarik

  6. Terimakasih atas ulasannya, ambil hikmahnya saja, manusia yg maju di masa depannya adalah manusia yg mau mempelajari dan belajar dari sejarah manusia itu sendiri dimasa terdahulunya. Salam

      • Sy ingat tentang borobudur adalah warisan nabi sulaiman juga mempunyai argumen yg sangat meyakinkan namun untuk menyebutkan nama Nabi mgkn butuh yg lebih autentik tapi sy salut dan memang saya berpikir segala sesuatu adalah campur tangan Allah terlebih untuk warisan yg luar biasa untuk ukuran jamannnya pasti dari manusia yg dianugerahi karunia yang besar dari Allah,jadi mungkin saja salah satu dari nabi Allah, Allah SWT lebih mengetahui.

  7. Zakir Naik juga memberikan alasan yg sama, iaitu ajaran agama Budha mempunyai ajaran2 islam, saya mempercayai Zakir Naik, seorang dokter dr India, yg pakar dalam perbandingan agama. Sudahkah kamu melihat hujah2 beliau…

  8. Bismillah..
    boleh sedikit masukan?boleh tdk boleh tetep saya kasih masukan…hehe
    maap sebelumnya,artikel anda menarik,tapi jujur…saya pusing bacanya,maybe kata anda karena orang belum memahami ajaran buddha seperti anda yg sudah mempelajarinya,tapi maaf..klo ad argument dr sodara2,yah toh jawabannya yg elok,seperti eloknya pemahaman anda sehingga bisa menulis artikel ini.
    di hari yg fitri ini saya meminta maaf sekali lg,bila saya lancang dlm berkata.

    • Terimakasih atas kunjungannya, jk seseorang sopan, maka orang lain tentu akan segan padanya.
      Oleh karenanya jk memberi komentar hendaknya dengan sopan agar di respon dengan baik pula.

  9. Ad yg ketinggalan..hehe gpp kan saya menuhin artikel anda.
    Ada satu ganjalan pemahaman saya,tolong di koreksi klo salah…

    “Tayi melakukan penghormatan sebanyak 5 kali (setiap hari), bersujud di atas tanah menghadap ke tanah suci mereka dan mengambil satu perlindungan di dalam ‘Tuhan dengan ciri Tamas’ di alam surga di atas bumi.” Teks Kalachakra juga menjelaskan dengan jelas keyakinan umat Muslim: 1. Penghormatan 5 kali adalah sembahyang 5 kali dalam agama Islam”

    Bukan kan baru di jaman nabi Muhammad SAW,itu baru di tetapkan klo solat itu adalah 5 waktu? Sedangkan nabi idris ada jauh sebelum nabi sulaiman,sedangkan kita tahu,di setiap ajaran nabi ad shalat,tapi itupun berbeda2 caranya,seperti nabi sulaiman yg wafat ketika sedangmelakukan shalat,yg di mana shalatnya itu hanya sikap alif,ato berdiri tegak? Bagaimana anda menjelaskannya?

    Saya mohon jangan di bully,karena saya hanya orang yg tak tahu banyak,wajar ada salah penafsiran .

    • Karena sewaktu perjalanan nabi muhammad SAW,sampai bolak balik beliau antar langit,dan juga meminta masukan dr nabi idris sendiri yg berada di langit ke4,sebagaimana kita tahu bahwa sebelumnya waktu shalat bukan 5waktu..yg jadi pertanyaan,apa kaitannya dengan artikel yg menyambungkan dengan potongan artikel diatas?

      • Koreksi sy bro Bete, bolak-balik waktu Mi’raj itu krn dpt masukan dr Nabi Musa bukan Nabi Idris, jaman Musa sholatnya 50 waktu. Nabi SAW minta dispensasi hingga 5 waktu. Haditsnya Bukhori-Muslim
        Utk penulis yg perlu diperiksa justru masa kedatangan antara Idris dan Musa, siapa yg duluan. Logika tulisan di atas adalah Idris datang setelah Musa, karena makin ke sini sholat itu makin dikit. Padahal Idris jauh sblm Musa. Cm sebuah pikiran selintas aja dariku. Tks

    • Yg dimaksud memberi penghormatan trsbt bukanlah sama seperti sholat dalam agama islam, tetapi disini memberi penghormatan kepada buddha itu sendiri sbg pemberi ajaran yg lurus (sama spt shalawat pd baginda rasulullah), jd dlm memberi penghormatan trsbt hampir sama dengan gerakan dalam sholat yaitu sujud. Jd disini yg di mksd memberi penghormatan itu bukan semata2 sama seperti melakukan sholat 5 waktu, melainkan hanya kemiripan saja dan dlm memberi hormat itu juga bukan hanya pd sang buddha saja, tetapi juga kepada Sang Maha Pencipta.
      Semoga ini dapat menjawab pertanyaan saudara.

  10. Menarik, studi agama timur nih. Tulisan anda cukup memperlihatkan keseriusan dalam mencoba menafsirkan perbedaan dan persamaan dlm agama, perbandingan agama pada taraf ini. Tidak banyak sarjana muslim yg mampu berdebat dg sarjana barat dalam membandingkan antar agama dan ajaran2nya. Hanya ada bbrp sarjana muslim yg sy tahu dan menjadi macan di dunia barat dlm membandingkan Qur’an dan Bibble. Jumlahnya tidak berbanding dg sarjana barat. Seperti: Ahmed Deedat, Zakir Naik dan Shabir Ally adalah tokoh muslim jenius yg mencoba membongkar wacana2 agama Ibrahim. Menariknya: para intelektual islam ini bukan orang yg sekolah khusus ttg agama hingga level tertinggi. Beda dg sarjana barat yg merupakan lulusan universitas2 teologi terkemuka. Ahmad Deedat hanya lulsan SD, Zakir Naik lulusan Kedokteran, Shabir Ally lulusan fisika kalo gak salah… Tp pengetahuannya luar biasa!!!

  11. mungkin buat artikel selanjutnya anda bisa ambil dari dialognya Ahmad Deedat gan, siapa tau bisa membantu. Mencoba mengulas agama lain pasti ada rintangannya yang penting buat artikel dengan dasar yang kuat sehingga sulit dipatahkan, banyak muslim yang dimusuhi karena kepintarannya dalam pemecahan masalah dan penemuan. Terusin karya anda kami akan mengikuti dan membantu mengkoreksi jika terjadi perbedaan.

  12. wah buat pebulis saya kagum dengan cara berpikir sampean. benar benar bagus dalam perangkaiannya.
    untuk yg komen2 diatas kebanyakan nggk pada punya otak. ataupun klo punya otak itu mereka yg hny memahami syariat agama saja. mereka berpatokan pada apa yg mereka dengar, lihat n baca. pdhal sesungguhnya hati manusia lah yg lebih paham dlm interaksi dengan tuhan. ada yg bilang rentang waktu dri nabi a sampai z itu cuma bbrp nabi saja. yg ngatain nggk nalar lah. pdhal nabi itu ada banyak n tersebar di seluruh bumi. sedangkan 25 adl jmlh nabi yg wajib dketahui. y ginilah ketika otak sama hati gk ada penghubungnya.
    sabar aja bang penulis, kalo orang yg sedang memahami hakekat dari agama y bakal disalah2kan sama cecunguk yg sok benar dg mengatakan itu gk ada haditsnya, itu gak ada periwayatannya, itu gak.. ahh… itulah mereka yg cuma ngaduk2 syariat agama. makanya gk sampai klo bhs hakekat. #klo ada pemikiran2 lain yg menarik bisa email in k sy bang.
    semangat aja bang. :v

    • Terimakasih atas kunjungannya, insya Allah akan sy kirim e-mail jk ada topik pembahasan baru, memang setiap org yg telah mempelajari ilmu tareqat, haqekat, dan maqrifatullah pasti akan dianggap salah atau keluar dari jalur ajaran agama, pd mereka belum memahami makna sebenarnya dari ilmu2 tadi,

      • Bnar itu bang penulis,jka qt brbicara hakikat tareqat,org2 yg hnya mplajari syariat akn protes,aplagi klo brbicara ma’rifat.

      • Memang begitulah sifat manusia, baginda rasulullah juga sudah mengetahui hal ini, oleh krn itu ada beberapa ilmu yg dikatakan rahasia oleh baginda rasulullah, spt tertera pd hadits berikut.
        “Aku telah hafal dari Rasulillah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian manusia yaitu Ilmu Syariat. Dan yang kedua ialah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada manusia yaitu Ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku (engkau menghalalkan darahku). (HR. Thabrani).

  13. . . Bismillah , cantik sekali kupasan ini . . namun bilamana kita hanya membicarakan semata – mata dari satu makam ( Syariat ), akan muncul penentangan . . tidak mengapa sebenarnya . . dari Allah kembali kepada Allah , “ Awalludin Makrifattullah “ ( Awal beragama itu, Mengenal Allah) . . . Taufik & Hidayah milik Allah sepenuhnya, mana mampu insan untuk fahamkan insan lain kalau tidak diizinkan Allah . .
    “La Hawla Wala Quwwata Illa Billah” ( Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah semata-mata ) . . makam yg tertinggi adalah makam , Makrifat . . cumanya kena berhati – hati dalam membahaskan ilmu kepada orang awam . . ucapan tahniah dari saya . . saya pasti bilamana Tuan Harry telah “Mengenal Allah” , perbahasan dan penulisan ini akan lengkap sepenuhnya . . insyallah

  14. Terimakasih mas harry atas tulisannya, sy sangat tertarik dengan tulisan anda, jangan bosan mas untuk terus berkarya,
    masalah benar dan salah pada hakekatnya hanya Allah SWT yg tau, manusia hanya menduga-duga saja. Terus semanagt mas harry1089, sy menunggu hasil karya berikutnya.

  15. bisa jadi !!! karena Allah menurunkan ribuan nabi ke muka bumi..walaupun hanya 25 yg wajib diketahui keberadaannya….saya dlu juga pnya pemikiran bahwa pada dasarnya semua agama didunia semua berasal dari Allah SWT hanya karena perbedaan zaman dan umatnya maka ada beberpa perbedaan ajaran yang akhirnya disempurnakan menjadi agama Islam…bahkan ana smpt dengar kalau dalam Hindu pun sebenarny dikabarkan tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW…mungkin karena sudah terlalu bnyk cmpur tangan manusia sehingga ajaran2 Allah dimasa lampau jdi ga murni lgi…

  16. luar biasa ulasannya, ini adalah salah satu bentuk keseriusan dalam mempelajari nabi nabi ALLAH. (terlepas benar / salah yg di ulas) penulis hanya ingin berbagi apa yg sudah dipelajari dan di dokumentasikan melalui tulisan, dan sy / teman2 lain bukan dlm kapasitas merendahkah karya tulisan orang lain justru dgn adanya tulisan diatas maka kita dituntut berlomba2 mencari kebenarannya krn dlm alqur’an tdk dijelaskan rinci tentang semua nabi ALLAH, justru saat kita menyayangi para nabi kita harus tau sejarah para nabi agar kita bs meniru para nabi (walaupun tdk sempurna sprt nabi) sy sendirl tertarik dgn artikel ini krn sy blm menemukan artiker keterkaitan agama budha dgn para nabi kalau yg lain, nabi isa (kristen), nabi musa (yahudi) sy sdh sedikit baca. untk penulis teruslah berkarya dan pesan saya; saat menulis lalu di publikasikan pasti akan banyak pembaca disitu jg akan muncul pro & kontra, maka hadapilah dgn intelektualitas anda jgn pernah terpancing emosi (menulis kata kasar misalnya) krn disitulah letak penulis memahami apa yg dia tulis dari pada pembaca / komentator.

    maaf untk semua komentator bila komentar sy menyinggung, krn msh dlm suasana idul fitri sy mengucapkan MOHON MAAF LAHIR & BATHIN. 😀

Tinggalkan komentar